Selasa, 17 Januari 2017

PROSES PEMBUATAN NAGA BANDHA

Naga Bandha itu sebagai sarana upacara yang suci tidak dapat dibuat oleh orang kebanyakan.Sarana Upacara tersebut harus dibuat oleh seorang yang sudah berpredikat Sangging. Seseorang untuk mencapai status Sangging terlebih dahulu harus sudah memiliki ketrampilan mengerjakan berbagai sarana Upacara Kegamaan Hindu seperti membuat Wadah atau Bade.Lembu,Bukur dllnya .Juga termasuk membuat Naga Bandha. Setelah ia memiliki ketrampilan tersebut dengan cara menjadi pembantu Sangging yang sudah senior untuk mengerjakan berbagai sarana Upacara keagamaan Hindu tersebut.Kemudian setelah ia merasa cukup memiliki kemampuan baik secara Sekala maupun secara Niskala, barulah ia melakukan upacara Pawintenan untuk menjadi Sangging.Memang tidak semua Sangging memiliki kemampuan untuk membuat Naga Bandha. Karena Upacara Pengabenan yang menggunakan Naga Bandha sangat langka. Tukang membuat Naga Bandha yang disebut Sangging itu atas pemintaan  Yajamana (orang yang akan melangsungkan Upacara Ngaben) menentukan hari baik atau Dewasia untuk memulai mengerjakan sarana Naga Bandha tersebut.Sangging umumnya dibantu oleh beberapa orang tukang dan para sanak keluarga yang punya Yadnya. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk memdirikan Naga Bandha tersebut terdiri dari dua unsur.Bahan untuk membuat kerangka badan Naga Bandha dan bahan-bahan yang tergolong untuk membuat perhiasan Naga Bandha tersebut. Bahan kerangkanya dibuat dari kayu “pole”, kayu “meduri”  ,bahan dari ijuk,rotan ,bambu dan papan kayu biasa. Kayu pole untuk membuat kepala Naga Bandha. Kayu Medori untuk bahan taring Naga Bandha.Tali ijuk untuk sambungan panjang badan Naga Bandha. Keranka badan Naga dipergunakan kayu papan biasa. Badan Naga Bandha dibuat dari anyaman bambu membentuk badannya Naga Bandha tersebut.
Untuk hiasan Naga Bandha  digunakan bahan jenggot rasi untuk bulu Naga. Kain biasa dan beludru halus untuk kulit Naga bagian luarnya. Naga itu dikalungi genitri atau sejenis tasbih.Anting-antingnya menggunakan telor.Untuk hiasan lainya digunaka benang katun dengan warna warninya.Perasban kuning  untuk hiasan dengan ukir-ukiranya dan kertas-kertas lainya.Umumnya untuk membuat Naga  Bandha ini mengunakan tenaga  sebanyak panjang menurut tradisi Bali yaitu ukuran kedua tangan kalau dibentangkan dari ujung sebelas orang terdiri dari seorang  Sangging dan para pembantunya. Angka sebelas ini kemungiknan mengandung makna sebelas arah mata ingin dari Bhuwana Agung. Delapan penjuru mata angin dan tiga lambang alam tengah seperti Bhur,Bhuwan dan Swah Loka.Hal ini sangat mungkin karena Naga Bandha adalah  lambang  alam semesta atau Bhuwana Agung.Untuk membangun simbol Bhuwana ini dibutuhkan adanya sebelas penjuru Bhuwana Agung. Tata cara membuat Naga Bandha dengan sebelas tenaga Sangging dengan tukangnya itu  dengan membuat kepala Naga terlebih dahulu.Karena kepala itulah yang akan menentukan panjang badan Naga.Kemudian barulah  kerangka badanya.  Kalau antara kepala dan badannya sudah serasi barulah dilakukan kegiatan pembukusan kepala dan badanya dengan rapi.Tahap terakhir dengan dengan memasang kelengkapan seluruh hiasan atau berbgai atributnya  Naga Badnha selengap-lengkapnya yang sudah diukir. Atribut-atribut itu adalah sebuah Gelung (mahkota) Candi kurung,udeng (destar)dua buah ron-ron (penyekat), dua buah petitis yaitu hiasan diatas kedua alis mata Naga. Juga dilengkapai dengan anting-anting.Dua buah penutup rambut,Ada hiasan yang bernama kampid dara yaitu hiasan seperti sayap merpati ditempatkan pada kedua telinga naga. Dua buah “telatah” sepeti jengger ayam namun letaknya dibawah dagunya Naga.Sebuah badong yaitu hiasan dileher  Naga seperti kalung. Di sekitar leher Naga juga dihiasi rumbai-rumbai yang disebut kuer.Kuer itu ada yang besar,menengah dan ada yang kecil.Pada bagian badan Naga  dihiasi dengan gelang kana beberapa buah.Ada yang menggunkan tiga gelang kana ada juga yang menggunakan  lima gelang kana yang melingkari badan Naga Bandha tersebut. Pada bagian ujung ekor Naga Bandha dihiasi dengan gelangkana dan pada  ujung ekornya sekali  berbentuk Ratna. Pada bagian lidahnya dibuat hiasan berbentu api-apian yang sedang menyala-nyala.Mengenai panjangnya Naga Bandha ini kalau kita perhatikan Lontar  Tattwa Bhatara Astapaka disebutkan sepanjang 108 depa.Depa adalah ukuran tangan kiri sampai ujung tangan kanan.Dalam prakteknya panjang tersebut disesuaikan dengan petimbangan  Sangging dan Sangf Yajamana.Ada yang menggunkan kelipatan empat.Seperti enam belas,dua puluh ,empat puluh,delapan puluh dst.Kelipatan empat ini simbol Catur Sanak atau yang membantu manusia dari da;lam kandungan sampai kita kembali kelam Niskala.Namun konon di Geria Budha Keling Karangasem panjang Naga Bandha tersebut benar-benar 108 depa sesuai dengan bunyi lontar Tattwa Bhatara Astapaka.


Dari : I Ketut Wiana

Hal  : Naskah Untuk  Bali Travel News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net

Toko Online terpercaya www.iloveblue.net
Toko Online terpercaya www.iloveblue.net